BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pancasila adalah dasar filsafat Negara republik Indonesia yang secara
resmi di sahkan oleh PPKI pada tanggal 18 agustus 1945 dan tercantum dalam
pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No.7
bersama – sama batang tubuh UUD 1945.
Dalam perjalanan sejarah eksistensi Pancasila sebagai dasar Filsafat
Negara Republik Indonesia
mengalami berbagai interpretasi dan manipulasi politik sesuai dengan
kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang berlindung di balik
legitimasi Ideologi Negara Pancasila. Dengan lain perkataan dalam kedudukan
yang seperti ini Pancasila tidak lagi di letakkan sebagai dasar Filsafatserta
pandangan hidup Bangsa dan Negara Indonesia melainkan di reduksi, dibatasi dan
di manipulasi demi kepentingan politik penguasa pada saat itu.
Berdasarkan kenyataan tersebut di atas gerakan Reformasi berupaya untuk
mengembalikan kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar Negara
Republik Indonesia,
yang hal ini direalisasikan melalui Ketetapan Sidang Istimewa MPR tahun 1998
No. XXVIII/MPR/1998 disertai dengan pencabutan P-4 dan sekaligus juga
Pencabutan Pancasila sebagai salah satunya asas bagi Orsospol di Indonesia.
Ketetapan tersebut sekaligus juga mencabut mandate MPR yang diberikan kepada
Presiden atas kewenangannya untuk membudayakan Pancasila melalui P-4 dan asas
tunggal Pancasila. Monopoli pancasila demi kepentingan kekuasaan oleh penguasa
inilah yang harus segera di akhiri.
B. Rumusan
Masalah
Makalah ini
membahas tentang :
1.
Bagaimana Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia?
2.
Bagaimana Proses Perjuangan Bangsa Indonesia?
3.
Mengapa Negara Barat menjajah di Indonesia?
4.
Bagaimana Jepang menjajah Indonesia?
5.
Bagaimana proses Kebangkitan Nasional / Kesedaran Bangsa Indonesia?
C.
Tujuan Penulisan
Dengan tersusunnya makalah ini mahasiswa diharapkan mampu mengetahui
tentang, sejarah perjuangan bangsa Indonesia
sehingga tergugah untuk senantiasa tergugah untuk selalu berusaha mempertahankan
Negara kesatuan republik Indonesia
yang kita cinta ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai dasar Negara RI sebelum di sahkan pada tanggal 18
agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sejak
zaman dahulu kala sebelum bangsa Indonesia mendirikan Negara, yang berupa
nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai religius. Nilai-nilai
tersebut telah ada dan melekat serta teramalkan dalam kehidupan sehari- hari
sebagai pandangan hidup, sehingga materi pancasila yang berupa nilai- nilai
tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia
sendiri, sehingga bangsa Indonesia
sebagai kausa materialis pancasil. Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan
drirumuskan secara formal oleh para pendiri negar untuk dijadikan sebagai dasar
filsafat Negara Indonesia.
Proses perumusan pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang
BPUPKI pertama,”9” sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya di sahkan secara YURIDIS
sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia.
Sejarah perjuangan dan berdirinya bangsa Indonesia dalam mencapai
kemerdekaannya berjalan sejak sekian abad yang lalu,dengan pelbagai cara dan
bertahap. dengan itu sejarah perjuangan bangsa Indonesia mempunyai hubungannya
dengan sejarah lahirnya pancasila. Karena sejarah perjuangan bangsa Indonesia
sejak berabad-abad yang lalu itu panjang sekali, maka perlulah ditetapkan
tonggak-tonggak sejarah tersebut, yakni peristiwa- peristiwa yang menonjol,
terutama dalam hubungannya dengan pancasila.
B.
Proses Perjuangan Bangsa Indonesia
Bangsa Indonesia
telah mendirikan kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan, dan kemudian sekitar
seabad seterusnya didirikan pula kerajaan- Majapahit di Jawa Timur. baik
Sriwijaya, maupun Majapahit pada zamannya itu telah merupakan negara-negara
yang berdaulat,bersatu serta mempunyai wilayah yang meliputi seluruh nusantara
ini. MASA KERAJAAN SRIWIJAYA.
Dalam sejarah Indonesia
terdapat dua kerajaan kuno yang besar dan megah yaitu Kerajaan Sriwijaya dan
Majapahit. Para ahli masih berbeda pendapat
letak yang pasti kerajaan Sriwijaya. Tetapi peristiwa Sidhayarta yang dilakukan
oleh Dapuntah yang menguatkan kesimpulan bahwa pusat kerajaan Sriwijaya
terletak di Jambi. Pendapat ini diperkuat pula dengan ditemukannya prasasti
Muara Takus. Namun dari keterangan prasasti Kota Kapu di Talang To, yang
menyebut-nyebut kata “Sriwijaya”, dapat ditarik kesimpulan lain, yaitu pusat
ibu kota sriwijaya adalah di Palembang. Prasasti lain yang menunjukkan
adanya kekuasaan Sriwijaya adalah Bukit Siguntang dan Karang Brahi. Dalam
pertumbuhannya, Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan besar.
Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor:
1.
Letak Sriwijaya yang strategis iaitu berda dijalur lalu lintas hubungan
dagang India
dengan Cina serta pelabuhannya yang tenang karena terlindung oleh Pulau Bangka
dari terjangan ombak besar .
2.
Runtuhnya kerajan Fuhan sebagai kerajaan maritime menguntungkan kerajaan
Sriwijaya karena ia bisa berkembang dalam perdangan di Asia Tenggara.
3.
Majunya pelayaran dan perdagangan India dan Cina memberi Sriwijaya
kesempatan untuk berkembang dalam perdangan di Asia Tenggara.
4.
Memiliki armada laut yang kuat untuk mengamankan lalulintas pelayaran,
perdagangan serta daerah kekuasaaan
Disisi lain perkembangan agama Budha, Sriwijaya berperan penting sebagai
pusat perkembangan agama ini di Asia Tenggara dan sebagai pusat perkembangan
bahasa Sansekerta, sehingga para biksu dari negeri Cina harus belajar
Sansekerta di Sriwijaya terlebih dahulu sebelum belajar agama Budha di India.
Diantara Dharmapala,ada seorang murid bernama Sakiyakirti yang kemudian menjadi
guru besar di Sriwijaya.Berdasarkan prasasti Nalanda, Balaputra Dewa adalah
keturunan Raja Jawa yang mengadakan hubungan baik dengan kerajaan Benggala yang
diperintah oleh Dewapala Dewa yang pernah menghadiahkan sebidang tanah untuk
mendirikan asrama bagi pelajar dari Sriwijaya. Prasasti itu juga menjelaskan
bahwa Balaputra Dewa keturunan dari Raja Samaratungga dan Putri Tara dari Sriwijaya
kemudian menjadi raja besar. Namun hubungan Sriwijaya dengan India retak (1023-1024m) karena
adanya pertikaian mengenai penguasaan jalur lalulintas perdangan di Selat
Malaka. Setelah BalaPutra Dewa meninggal, Sriwijaya mengalami kemunduran.
Faktor faktor penyebabnya adalah:
1.
Pengganti Balaputra Dewa tidak sekuat Balaputra Dewa dalam hal
pemerintahan dan kurang bijaksana dalam menghadapi para pembantunya.
2.
Adanya serangan Pamalayu dari Singosari dibawah pemerintahan
KartaNegara.
3.
Daerah-daerah yang berada dibawah pengaruh Sriwijaya berusaha melepaskan
diri seperti Thai, Ligor serta daerah lain di semenanjung Malaka.
4.
Adanya serangan Majapahit dalam usaha persatuan Nusantara dibawah
panji Majapahit.
Masa kerjaan majapahit Sriwijaya dan Majapahit merupakan dua kerajaan
yang memiliki karisma tersendiri menduduki tempat yang cukup mengesankan serta
disegani oleh banyak Negara asing. Dalam pertumbuhannya, Majapahit banyak
menerima unsur politik, kebudayaan, social, ekonomi dari Singosari sebagai
kerajaan yang mendahuluinya. Pendirinya adalah Raden Wijaya yang berhasil
menduduki tahta berkat bantuan dari Atya Wiraraja, bupati Madura yang
menghadiahkan daerah Tarik kepada Raden Wijaya sebagai daerah kekuasaan. Pada
1293 Raden Wijaya naik tahta dan bergelar Sri Kertajarasa Jaya Wardhana. Yang
memrintah dari tahun 1293 sampai wafatnya pada tahun 1309 dan dimakamkan
sebagai JenaBudha Wisnu dan Siwadi Chandi camping dan candi Budha di Antaphura,
kota Majapahit. Sepeninggalannya kertajasa, putranya Kalagemit yang bergelar
Srijaya Negara mengisi tahta kerajaan. Namun pemerintahannya lemah dan selalu
dironrong oleh pemberontakan, misalnya pemberontakan Ranggalawe, LembuSora,
Juru Demong, Gajah Biru, Nambi, Lasem, dan Semi. Aying paling berbahaya adalah
pemberontakan Kuti dengan peristiwa Badandernya yang hampir meruntuhkan
Majapahit sehingga JayaNegara mengungsi dengan diikuti oleh pasukan Bhayangkara
yang dipimpin oleh GajahMada
Selanjutnya JayaNegara meninggal tahun 1250 Saka (1328m), karena dibunuh
oleh Tanca, seorang tabib kerajaan yang kemudian dibunuh oleh Gajah Mada.
Karena Jaya Negara tidak mempunyai keturunan, maka tahta kerajaan digantikan
oleh adik perempuannya, Tribuana Tunggadewi. Sementara itu Gajah Mada diangkat
menjadi Mahapatih. Pada tahun 1350m Tribuana meninggal dan Hayam Wuruk memimpin
pemerintahan sehingga dia berjaya mencapai kemuncak kejayaan. Menurut Kakawin
Nagara Kertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanka, daerah yang dikuasai Hayam
Wuruk pada masa pemerintahannya sangat luas, yaitu hampir meliputi seluruh
wilayah Indonesia
sekarang.
Majapahit melakukan Mitreka Setata (persahabatan yang kekal sederajat)
dengan Negara-negara di Asia tenggara, sementara itu Gajah Mada melakukan
peluasan kekuasaaan ke luar Jawa. Untuk mencapai cita-citanya, ia menyatakan
Sumpah Palapa dan dengan dibantu oleh Mpu Nala dan Adityawarman, ia menaklukkan
satu persatu daerah di luar Jawa, pada masa ini kemakmuran rakyat Majapahit
Nampak terangkat dan kegiatan ekonomi mahupun budaya sangat diperhatikan.
Peristiwa Bubat yang terjadi pada tahun 1279 Saka (1357m) ditandai Hayam
Wuruk bermaksud menjadikan Putri Sunda sebgai permaisurinya. Saat Putri Sunda
dan ayahnya Sri Baduga Maharadja beserta para pembesar Sunda berada di Bubat,
Gajah Mada melakukan tipu muslihat. Dia tidak mahu pernikahan berlaku begitu
saja, dia menghendaki Putri Sunda dipersembahkan kepada Majapahit. Al hasil,
terjadi perselisihan paham dan akhirnya terjadi perang Bubat. Banyak korban di
kdua belah pihak gugur sedangkan putrinya bunuh diri.Setelah Gajah Mada
meninggal pada tahun 1364m, Raja Hayam Wuruk megundang Dewan Sapta Prabu untuk
merundingkan masalah pengganti Gajah Mada. Keputusannya adalah Mahapatih
Hamengkubumi Gajah Mada tidak bisa diganti, dan untuk mengisi kekosongan
pemerintahan Mpu Tandi diangkat sebagai Widharmantri, Mpu Nala diangkat sebagai
Patih Amenca Negara, dan Patih Dhani diangkat menjadi Yuwamantri. Menurut
cerita Pararaton, setelah tiga tahun tanpa Patih Hamengkubumi, Gajah Engon
diangkat untuk mengisi posisi tersebut.Setelah raja Hayam Wuruk meninggal pada
tahun 1389m, terjadilah perebutan kekuasaan antara Wikramawardhana (menantu
Hayam Wuruk) dengan Bri WiraBhumi (Putri Hayam Wuruk dari salah seorang
selirnya) yang di sebut perang Paregreg.
Wikrawhardhana meninggal tahun 1429m, dan berturut turut digantikan oleh
Kertawijaya, Raja Wardhana, Purwawisesa , Brawvijaya V yang tidak pernah luput
dari perebutan kekuasaan. Majapahit runtuh karena perang saudara dan proses
kehancuran ini juga dipercepat oleh perkembangan agama Islam di Demak.
C.
Penjajahan Negara Barat di Indonesia
Kesuburan Indonesia
dengan hasil buminya yang melimpah
terutamanya rempah-rempahnya yang dibutuhkan oleh negara- negara di
luar Indonesia menyebabkan bangsa asing berduyun duyun masuk ke
Indonesia. Bermunculanlah bangsa bangsa barat yakni Portugis, Spanyol, Inggris dan akhirnya Belanda dibumi Indonesia Perlawanan fisik bangsa Indonesia (abad XVII-XX)
terutamanya rempah-rempahnya yang dibutuhkan oleh negara- negara di
luar Indonesia menyebabkan bangsa asing berduyun duyun masuk ke
Indonesia. Bermunculanlah bangsa bangsa barat yakni Portugis, Spanyol, Inggris dan akhirnya Belanda dibumi Indonesia Perlawanan fisik bangsa Indonesia (abad XVII-XX)
Penjajahan barat yang memusnahkan kemakmuran bangsa Indonesia itu tidak dibiarkan begitu saja oleh
segenap bangsa Indonesia.
Sejak semula imprealisme itu menjejakkan kakinya di Indonesia. Dimana mana bangsa
Indonesia melawannya dengan semangat patriotik Perlawanan terhadap penjajah
digerakkan oleh pahlawan Sultan Agung (Mataram 1645), Sultan Ageng Tirta Yasa
dan Ki Tapa (Banten) pada tahun 1650, Hassanuddin ( Makassar) pada tahun 1660,
Iskandar Muda ( Acheh tahun 1635) Untung Surapati dan Trunojoyo (Jawa Timur
tahun 1670), Ibnu Iskandar di Minangkabau 1680.Pada kurun XIX penjajah Belanda
mengubah sistem kolonialismenya yang semula berbentuk perseroan dagang
partikelir V.O.C, pada abad itu berubah menjadi badan pemerintahan resmi yaitu
Pemerintahan Hindia Belanda.Kemudian meletus lagi perlawanan bangsa Indonesia
dengan Belanda yang dipimpin oleh Pattimura( Maluku 1817 ), Imam Bonjol
(Minangkabau 1822- 1837), Diponegoro (Mataram 1825-1830), Badaruddin (Palembang
1817), Pangeran (Kalimantan 1860), Jelantik( Bali 1850), Anak Agung Made
(Lombok 1895), Teuku Umar, Teuku Cik di tiro, Cut Nya’Din ( Acheh 1873- 1904),
Singamangaraja (Batak 1900).
D.
Penjajahan Jepang
Sejarah pembuatan Pancasila ini berawal dari pemberian janji kemerdekaan
di kemudian hari kepada bangsa Indonesia
oleh Perdana Menteri Jepang saat itu, Kuniaki Koiso pada tanggal 7 September
1944. pemerintah Jepang membentuk BPUPKI. BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
pada tanggal 29 April 1945 (2605, tahun Showa 20) yang bertujuan untuk
mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tata pemerintahan Indonesia
Merdeka. BPUPKI semula beranggotakan 70 orang (62 orang Indonesia dan 8 orang
anggota istimewa bangsa Jepang yang tidak berhak berbicara, hanya mengamati/
''observer''),kemudian ditambah dengan 6 orng Indonesia pada sidang kedua.
Sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 - 1 Juni 1945 untuk merumuskan falsafah
dasar negara bagi negara Indonesia.
Selama empat hari bersidang ada tiga puluh tiga pembicara. Penelitian terakhir
menunjukkan bahwa Soekarno adalah "Penggali/Perumus Pancasila". Tokoh
lain yang yang menyumbangkan pikirannya tentang Dasar Negara antara lain adalah
Mohamad Hatta, Muhammad Yamin dan Soepomo."Klaim" Muhammad Yamin
bahwa pada tanggal 29 Mei 1945 dia mengemukakan 5 asas bagi negara Indonesia
Merdeka, yaitu ''kebangsaan, kemanusiaan, ketuhanan, kerakyatan, dan
kesejahteraan rakyat.'' oleh "Panitia Lima" (Bung Hatta cs) diragukan
kebenarannya. Arsip A.G Pringgodigdo dan arsip A.K.Pringgodigdo yang
telah ditemukan kembali menunjukkan bahwa Klaim Yamin tidak dapat diterima.
Pada hari keempat, Soekarno mengusulkan 5 asas yaitu ''kebangsaan Indonesia,
internasionalisme atau peri-kemanusiaan, persatuan dan kesatuan, kesejahteraan
sosial, dan ketuhanan yang Maha Esa'', yang oleh Soekarno dinamakan
''Pancasila'', Pidato Soekarno diterima dengan gegap gempita oleh peserta
sidang. Oleh karena itu, tanggal 1 Juni 1945 diketahui sebagai hari lahirnya
pancasila. Muhammad Yamin (29 Mei 1945)
Pada tanggal 28 Mei 1945 itu Badan Penyelidik mengadakan sidangnya yang
pertama. Peristiwa ini kita jadikan tonggak sejarah karena pada saat itulah Mr
M. Yamin mendapat kesempatan yang pertama untuk mengemukakan pidatonya di
hadapan sidang Badan Penyelidik, lima
asas dasar ntuk Negara Indonesia Merdeka yang diidamkan itu, yakni :
1)
Peri Kebangsaan
2)
Peri Kemanusiaan
3)
Peri Ketuhanan
4)
Peri Kerakyatan
5)
Kesejahteraan Rakyat
Setelah berpidato, diatas asas yang lima
tadi, beliau menyampaikan usul tertulis mengenai Rancangan UUD Republik Indonesia didalam rancangan UUD itu tercantum perumusan
lima asas dasar
Negara yang berbunyi:
1)
Ketuhanan Yang Maha Esa
2)
Kebangsaan Persatuan Indonesia
3)
Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
4)
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan
perwakilan.
5)
Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Ir.
Soekarno (1 Juni 1945)
Ir. Soekarno mengucapkan pada pidatonya dihadapan siding hari ketiga
Badan Penyelidik diusulkan juga lima
hal untuk menjadi dasar dasar Negara Merdeka:
1)
Kebangsaan Indonesia
2)
Internasionalisme atau perikemanusiaan
3)
Mufakat-atau Demokrat
4)
kesejahtraan social
5)
Ketuhanan dan kebudayaan
Piagam Jakarta
(22 Juni 1945)
Sembilan tokoh nasional ialah Ir. Soekarno, Drs Moh. Hatta, Mr. A.a.a
Maramis dan lain-lain mengadakan perbahasan dan pertemuan untuk membahas pidato
serta usul usul mengenai dasar Negara yang telah dikemukakan dalam sidang-
sidang Badan Penyelidik. Setelah mengadakan perbahasan maka disusunklah sebuah
piagam yang kemudian terkenal dengan nama Piagam Jakarta.Kemudian pada 14 Juli
1945 Piagam Jakarta dapat penerimaan oleh Badan Penyelidik yang berlangsung
pada sidangnya yang kedua pada tanggal 14 -15 Juli 1945. Pada tanggal 17
Agustus 1945, setelah upacara proklamasi kemerdekaan, datang berberapa utusan
dari wilayahIndonesia Bagian Timur. Berberapa utusan tersebut adalah sebagai
berikut:# Sam Ratulangi, wakil dari Sulawesi# Hamidhan, wakil dari Kalimantan #
I Ketut Pudja, wakil dari Nusa Tenggara# Latuharhary, wakil dari Maluku.Mereka
semua berkeberatan dan mengemukakan pendapat tentang bagian kalimat dalam
rancangan Pembukaan UUD yang juga merupakan sila pertama Pancasila sebelumnya,
yang berbunyi, "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya". Pada Sidang PPKI I, yaitu pada tanggal 18 Agustus
1945, Hatta lalu mengusulkan mengubah tujuh kata tersebut menjadi
"Ketuhanan Yang Maha Esa". Pengubahan kalimat ini telah
dikonsultasikan sebelumnya oleh Hatta dengan 4 orang tokoh Islam, yaitu Kasman
Singodimejo, Ki Bagus Hadikusumo, dan Teuku M. Hasan. Mereka menyetujui
perubahan kalimat tersebut demi persatuan dan kesatuan bangsa. Dan akhirnya
bersamaan dengan penetapan rancangan pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 pada
Sidang PPKI I tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara
Indonesia.
E.
Kebangkitan Nasional / Kesedaran Bangsa Indonesia
Pada permulaan XX bangsa Indonesia
mengubah caranya didalam melawan kolonialis Belanda, Bentuk perlawanan itu
ialah dengan menyadarkan bangsa Indonesia
akan pentingnya bernegara. Maka lahirklah bermacam macam organisasi politik
disamping bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial yang dipelopori oleh Budi
Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Kita mengenal nama nama pahlawan perintis
pergerakan nasional diantara lain : H.O.S Tjokroaminoto ( S.IO. 1912), Douwes
Dekker ( Indische Partij 1912) Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hajjar Dewantoro
Tjiptomangunkusumo dan nama nama yang lain. Sumpah Pemuda/ Persatuan
Bangsa Indonesia
(28 Oktober 1928)
Pada tanggal 28 Oktober 1928 terjadilah penonjolan peritiwa sejarah
perjuangan bangsa Indonesia
didalam mencapai cita-citanya. Pada saat itu pemuda pemuda Indonesia yang dipelopori oleh Muh.
Yamen, Kuntjoro Purbopranoto, Wongsonegoro dan lain lainnya mengumandangkan Sumpah
Pemuda Indonesia
yang berisi pengakuan akan adanya bangsa , tanah-air fan bahasa yang satu ,
yakni Indinesia. Dengan sumpah pemuda in makin tegaslah apa yang diinginkan
oleh bangsa Indonesia iaitu
kemerdekaan tanah-air dan bangsa Indonesia. Untuk mencapai
kemerdekaan perlu adanya rasa persatuan sebagai bangsa yang merupakan syarat
mutlak.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam sejarah Indonesia
terdapat dua kerajaan kuno yang besar dan megah yaitu Kerajaan Sriwijaya dan
Majapahit. Para ahli masih berbeda pendapat
letak yang pasti kerajaan Sriwijaya
Sejarah perjuangan dan berdirinya bangsa Indonesia dalam mencapai
kemerdekaannya berjalan sejak sekian abad yang lalu,dengan pelbagai cara dan
bertahap. dengan itu sejarah perjuangan bangsa Indonesia mempunyai hubungannya
dengan sejarah lahirnya pancasila. Karena sejarah perjuangan bangsa Indonesia
sejak berabad-abad yang lalu itu panjang sekali, maka perlulah ditetapkan
tonggak-tonggak sejarah tersebut, yakni peristiwa- peristiwa yang menonjol,
terutama dalam hubungannya dengan pancasila.
Dalam sejarah Indonesia
terdapat dua kerajaan kuno yang besar dan megah yaitu Kerajaan Sriwijaya dan
Majapahit. Para ahli masih berbeda pendapat
letak yang pasti kerajaan Sriwijaya.
Penjajahan barat yang memusnahkan kemakmuran bangsa Indonesia itu tidak dibiarkan begitu saja oleh
segenap bangsa Indonesia.
Sejak semula imprealisme itu menjejakkan kakinya di Indonesia.
Sejarah pembuatan Pancasila ini berawal dari pemberian janji kemerdekaan
di kemudian hari kepada bangsa Indonesia
oleh Perdana Menteri Jepang saat itu, Kuniaki Koiso pada tanggal 7 September
1944. pemerintah Jepang membentuk BPUPKI.
B.
Saran-saran
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia
harus kita pertahankan, sebagai generasi muda Indonesia selayaknya kita mempertahankan
hasil perjuangan ini melalui cara yang sesuai dengan bidang yang kita geluti.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
www.wikipedia.org
Miftahul Huda.
Buletin Cahaya, Nomor 22 Tahun Ke-14 22 Jumadil
Akhir 1431 H / 4 Juni 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar