BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Ajaran – ajaran dalam masyarakat kini banyak yang bertentangan
dengan agama islam misalnya praktek utang piutang yang tidak sesuai dengan
defenisi utang piutang, tidak dipentingkannya lagi ilmu pengetahuan,
serta hilangnya rasa kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari.
B.
Rumusan Masalah
Bagaimana ajaran islam tentang utang piutang, tentang pentingnya ilmu
pengetahuan, tentang ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ajaran
Islam Tentang Utang Piutang
Definisi dan Arti : Hutang Piutang adalah memberikan sesuatu yang menjadi
hak milik pemberi pinjaman kepada peminjam dengan pengembalian di kemudian hari
sesuai perjanjian dengan jumlah yang sama. Jika peminjam diberi pinjaman Rp.
1.000.000 maka di masa depan si peminjam akan mengembalikan uang sejumlah satu
juta juga. Contoh hutang piutang modern yaitu kredit candak kulak, perum
pegadaian, kpr BTN, Kredit investasi kecil / KIK, kredit modal kerja permanen /
KMKP, dan lain sebagainya.
Hukum hutang piutang bersifat fleksibel tergantung situasi kondisi dan
toleransi. Pada umumnya pinjam-meminjam hukumnya sunah / sunat bila dalam
keadaan normal. Hukumnya haram jika meminjamkan uang untuk membeli narkoba,
berbuat kejahatan, menyewa pelacur, dan lain sebagainya. Hukumnya wajib jika
memberikan kepada orang yang sangat membutuhkan seperti tetangga yang anaknya
sedang sakit keras dan membutuhkan uang untuk menebus resep obat yang diberikan
oleh dokter.
Dalam Hutang Piutang Harus Sesuai Rukun yang Ada :
1.
Ada yang
berhutang / peminjam / piutang / debitor
2.
Ada yang
memberi hutang / kreditor
3.
Ada
ucapan kesepakatan atau ijab qabul / qobul
4.
Ada
barang atau uang yang akan dihutangkan
Hutang piutang dapat memberikan banyak manfaat / syafaat kepada kedua
belah pihak. Hutang piutang merupakan perbuatan saling tolong menolong antara
umat manusia yang sangat dianjurkan oleh Allah SWT selama tolong-menolong dalam
kebajikan. Hutang piutang dapat mengurangi kesulitan orang lain yang sedang
dirudung masalah serta dapat memperkuat tali persaudaraan kedua belah pihak.
Sebagaimana dijelaskan diatas Hutang Piutang ialah memberikan sesuatu
kepada seseorang dengan perjanjian dia akan membayar yang sama dengan itu.
Misalnya, berhutang uang Rp. 1000, maka akan dibayar Rp. 1000 pula.
Firman Alloh SWT :
“ Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa,
dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”
(Al-Maidah : 2).
Mempiutangkan sesuatu kepada seseorang berarti telah menolongnya. Sabda
Rasululloh SAW :
Dari Ibnu Mas’ud, Sesungguhnya Nabi SAW telah bersabda, “Seorang
muslim yang mempiutangi seorang muslim dua kali, seolah-olah ia telah
bersedekah kepadanya satu kali” (HR. Ibnu Majah).
“Allah akan menolong hambaNya selama hambaNya itu menolong saudaranya”
(HR. Muslim)
ü Hukum
memberi hutang
Memberi hutang hukumnya sunah, bahkan dapat menjadi wajib, misalnya
mengutangi orang yang terlantar atau yang sangat membutuhkannya. Memang tidak
diragukan lagi bahwa hal ini adalah suatu pekerjaan yang amat besar manfaatnya
terhadap masyarakat. Karena tiap-tiap orang dalam masyarakat biasanya
memerlukan pertolongan orang lain.
ü Menambah
bayaran
Melebihkan bayaran dari sebanyak hutang, kalau kelebihan itu memang
kemauan yang berhutang dan tidak atas perjanjian sebelumnya, maka kelebihan itu
boleh (halal) bagi yang menghutangkannya, dan menjadi kebaikan untuk orang yang
membayar hutang.
Sabda Rasululloh SAW :
“Maka sesungguhnya sebaik-baik kamu ialah orang yang sebaik-baiknya
pada waktu membayar hutang” (Muttafaqun ‘Alaih).
Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rosululloh telah berhutang hewan,
kemudian beliau bayar dengan hewan yang lebih tua umurnya daripada hewan yang
yang beliau hutang itu”, dan Rasululloh bersabda, “Orang yang paling
baik diantara kamu ialah orang yang dapat membayar hutangnya dengan yang lebih
baik”. (HR. Ahmad & Tirmidzi).
Adapun tambahan yang dikehendaki oleh yang berpiutang atau telah menjadi
perjanjian sewaktu akad, hal itu tidak boleh. Tambahan itu tidak halal atas
yang berpiutang untuk mengambilnya. Umpamanya yang berpiutang berkata kepada
yang berutang, “Saya hutangi engkau dengan syarat sewaktu membayar engkau
tambah sekian.”
Sabda Rosululloh SAW :
“Tiap-tiap piutang yang mengambil manfaat, maka itu salah satu dari
beberapa macam riba” (HR Baihaqi).
Diceritakan oleh Anas, “Seorang laki-laki di antara kami telah
menghutangkan suatu barang kepada temannya, kemudian ia diberi hadiah oleh
temannya itu, lalu ia ditanya dalam soal ini. Maka ia berkata, “Rasulullah SAW
telah bersabda : Apabila salah seorang di antara kamu mengutangkan sesuatu,
kemudian diberi hadiah atau dinaikkan di atas kendaraannya, hendaklah jangan
diterimanya hadiah itu, dan janganlah ia naik kendaraan itu kecuali jika memang
antara keduanya berlaku demikian sebelum terjadi hutang piutang” (HR. Ibnu
Majah)
B. Ajaran
Islam Tentang Pentingnya Ilmu Pengetahuan
Sejak lebih seribu empat ratus tahun dahulu Islam telah mengajar kita
bahawa tiap-tiap satu perkara yang ingin kita laksanakan dengan sempurna
mestilah didahului dengan ilmu. Ilmu adalah asas kepada kesempurnaan. “Bacalah
dengan nama Tuhanmu yang menjadikan. Menjadikan manusia dari segumpal darah.”
Itu adalah ayat AlQuran yang mempastikan bahawa Muhammad SAW itu adalah seorang
nabi lagi rasul.Itulah ayat AlQuran yang pertama didengungkan
ketelinganya.Ayat-ayat itu pula menyentuh tentang Ilmu. Tentu saja membaca itu
adalah suatu ilmu. Dan yang dibaca juga bersifat ilmu. Demikianlah AlQuran
menggambarkan kedudukan Ilmu dalam Islam.
Sebab itu dalam tradisi Islam, orang yang berilmu amat dimuliakan.
Kedudukannya dalam masyarakat adalah amat mulia.Bahkan merekalah pengganti para
nabi dan rasul yang sudah tiada lagi di dunia ini. Dalam satu hadith yang
dinukilkan oleh AlGhazali dalam kitabnya Ihya Ulumidin bermaksud “Sheikh itu
adalah seperti nabi bagi kaumnya,’ menggambarkan betapa kedudukan seorang
Sheikh (seorang ketua kaum/ahli Ilmu) itu setelah ketiadaan para nabi. Ahli
ilmulah pengganti para nabi dan rasul. Demikianlah tradisi Islam.
Dalam satu permasalahan yang lain, Takwa misalnya, ianya tidak akan dapat
dicapai oleh seseorang manusia Muslim melainkan mestilah dengan Ilmu
pengetahuan.
Ilmu itulah yang menentukan kedudukan takwa seseorang. Dan takwa itu pula
tidak dapat dipisahkan dari seorang ulama. Ini bermakna hanyalah orang yang
bertakwa sahajalah yang dianggap ulama yang sebenar. Dan Ulama yang sebenar
msetilah bertakwa dan berilmu. Kata “ulama “ itu sendiri adalah kata jamak
(plural) dari perkataan “alim”, iaitu orang yang mengetahui, orang yang
berilmu. Sebab itu Islam menggalakkan umatnya mempunyai ilmu yang cukup dalam
melaksanakan satu-satu tugas seperti sembahyang misalnya. Perlaksanaan
sembahyang tidak akan sempurna jika seseorang itu tidak mengetahui tentang cara-cara
mengambil wudu’, bersuci, membaca AlQuran dengan betul (tartil) dan segala
rukun sembahyang yang lainnya. Ini menunjukkan betapa Islam itu meletakkan
martabat ilmu di atas segala yang lain, iaitu sebelum seseorang itu
melaksanakan sesuatu perkara.
Bahkan Islam sebenarnya mewajibkan setiap anggota masyarakatnya memiliki
ilmu. Dalam satu hadith disebutkan” menuntut ilmu itu adalah wajib ke atas
setiap orang Muslim. Dengan demikian, untuk menjadi seorang Muslim yang
sempurna kita mestilah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Islam itu sendiri,
iaitu berilmu.
Allah berfirman dalam QS. Al Isra:36 yang berbunyi "Janganlah kamu
mengikuti apa yang tidak kamu mempunyai pengetahuan tentangnya, sesungguhnya
pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan dimintai
pertanggungjawabannya.".
Dalam islam, belajar adalah kewajiban dan harus dilaksanakan sejak dari
buaian hingga akhir hayat, ilmu yang dipelajari meliputi ilmu umum dan ilmu
agama, tidak memisahkan diantara keduanya. Dengan belajar, seseorang akan mendapatkan
ilmu pengetahuan, dan dengan memiliki ilmu pengetahuan maka ia akan memiliki
kedudukan berbeda dengan masyarakat awam, setidak-tidaknya dengan ilmu itu ia
dapat menjaga dirinya dengan baik.
Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW mengatakan bahwa
: "Barang siapa ingin bahagia di dunia maka ia harus berilmu pengetahuan,
barangsiapa ingin bahagia di akherat harus memiliki ilmu pengetahuan dan barang
siapa ingin bahagia dunia akherat harus memiliki ilmu pengetahuan." Hal
ini berarti tanpa ilmu tidak mungkin kebahagiaan dunia, akherat atau keduanya
dapat kita raih.
Ada suatu gambaran nyata dan sederhana yang pernah terjadi. Ada seseorang berusia
dewasa sekitar 45 tahun. Ia tidak pernah mengecap dunia pendidikan, kalau pun
pernah hanya untuk beberapa saat saja, sehingga membaca dan berhitung pun ia
tidak bisa, namun ia tahu jenis dan nilai mata uang (rupiah). Suatu saat ia
ingin bekerja, tapi ia bingung, apa yang mesti ia lakukan. Jangankan ijazah
keahlian pun tidak ia miliki.
Akhirnya ia memutuskan untuk berjualan makanan kecil
keliling kampung. Ketika ada pembeli yang memanggilnya, ia pun menghampiri dan
memperlihatkan makanan yang ia jual dan nilai atau harga makanan itu. Berapa
jumlah makanan yang diambil dan berapa rupiah yang harus dibayar pembeli ia tidak
tahu. Ia hanya mengiyakan dengan hitungan si pembeli. Jika si pembeli jujur
maka ia akan menerima uang sesuai dengan jumlah makanan yang diambil si
pembeli, tetapi bila si pembeli curang, maka kerugian yang ia dapatkan. Tidak
mengherankan apabila hampir setiap hari ia menderita kerugian.
Itulah gambaran sulitnya hidup dalam mencari nafkah
ketika seseorang tidak memiliki ilmu pengetahuan. Dalam kepahaman ilmu, setiap
manusia memiliki kemampuan dan kualifikasi ilmu pengetahuan/keahlian yang
berbeda, boleh jadi seseorang memiliki kemampuan/keahlian dalam beberapa bidang
tertentu. Namun mutlak mereka harus bekerja sesuai dengan keahlian/ilmu yang
mereka miliki. Kemampuan/keahlian itu hanya akan didapat setelah seseorang
melalui proses belajar yang terus menerus, baik melalui pendidikan formal,
informal atau belajar sendiri (otodidak).
Ada juga pengalaman yang bila didengar cukup menggelitik. Ada seseorang yang
berprofesi sebagai guru, suatu saat datanglah seorang tamu ke sekolah yang
membagi-bagikan formulir untuk menjadi anggota suatu organisasi. Untuk menarik
minat para guru, paparan profil organisasi itu pun disampaikan. Semua
teman-temannya tertarik, kemudian mengisi dan mengebalikan formulir tersebut.
Hanya dia dan salah satu temannya tidak mengisi formulir tersebut, ketika sang
teman menanyakan mengapa formulir itu belum juga diisi. Ia menjawab singkat,
bahwa "untuk menjadi anggota suatu organisasi, maka mereka harus
mengetahui dan memahami Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi itu".
Beberapa bulan kemudian, semua teman-temannya yang
mengisi/mengembalikan formulir tersebut ditangkap aparat, karena bergabung
dengan organisasi terlarang. Ia pun selamat dan kemudian diangkat menjadi PNS.
Pengalaman si Bapak membuka wawasan, jangan suka mengikuti sesuatu jika kita
tidak memiliki ilmu tentang hal itu.
Dalam Islam, yang sangat vital adalah bahwa
seseorang yang ada didalamnya harus memahami dengan baik
qoidah-qoidah/aturan-aturan Islam secara Komprehensif. Dalam tingkatan
sederhana, ketika membaca Al Qur'an seseorang harus paham qoidah tajwid dan
segi makhrajul huruf, panjang pendek, tipis tebal bacaan dan tempat-tempat
washal serta wakofnya. Pada saat seseorang akan menyampaikan ayat-ayat Allah
SWT pun, maka ia setidak-tidaknya harus membaca asbabun nuzul ayat itu atau
mungkin harus membaca tafsir ayat, sehingga ia mengerti sebab-sebab dan makna
dalam ayat itu.
Begitu juga disaat seseorang ingin
menyampaikan/mengemukakan hadits-hadits Rasulullah SWT, sikap kehati-hatian
harus betul-betul ditanamkan. Banyaknya hadist yang ada dan tidak adanya
kemampuan kebanyakan kita untuk memilah, mana hadist ahad, hasan, mutawati
maupun dhoif, mengharuskan kita lebih menggunakan hadist-hadist shohih yang
telah dikaji oleh ulama-ulama hadist. Kalau kita tidak memperhatikan hal itu,
bisa jadi kita akan terjebak menggunakan hadist-hadist dhoif atau cerita-cerita
Israiliyat.
Dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah hal mutlak untuk meminimalkan kita dari jalan yang salah, karena dengan
belajar kita akan bisa memisahkan mana yang benar dan mana yang salah. Dan
dengan ilmu pengetahuan yang kita miliki kita dapat meraih kesenangan duniawi
dan ukhrawi. Amin.
C. Ajaran
Islam Dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari ajaran agama
islam selalu menganjurkan untuk selalu berbuat baik dalam kondisi apapun.
Adapun sifat terpuji yang sangat perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
antara lain yakni:
1. Adil
Adil adalah memberikan hak kepada orang yang berhak menerimanya tanpa ada
pengurangan, dan meletakkan segala urusan pada tempat yang sebenarnya tanpa ada
aniaya, dan mengucapkan kalimat yang benar tanpa ada yang ditakuti kecuali
terhadap Allah swt saja. Allah swt. berfirman dalam surat an-Nisa ayat 135 :
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar
penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri
atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih
tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau
enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa
yang kamu kerjakan” (Q.S. an-Nisa : 135)
Adil disejajarkan dengan perbuatan kebajikan, karena adil sendiri adalah
memberikan hak kepada yang punya. Sehingga orang yang diberikan hak merasa
senang dan bahagia. Allah swt. berfirman dalam Q.S. an-Nahl (16) ayat 90 :
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran” (Q.S. an-Nahl : 90)
Adil dalam arti “seimbang”. Keseimbangan sangat diperlukan dalam suatu kelompok
yang didalamnya terdapat beragam bagian yang bekerja menuju satu tujuan
tertentu. Dengan terhimpunnya bagian-bagian itu, kelompok tersebut dapat
berjalan atau bertahan sesuai tujuan kehadirannya.
2.
Ridho
ridho adalah perilaku terpuji menerima dengan senang apa yang telah
diberikan Allah kepadanya, berupa ketentuan yang diberikan kepada
manusia.
Dalam kehidupan seserorang ada beberapa hal yang harus menampilkan sikap
ridha, minimal empat macam berikut ini:
ü Ridha
terhadap perintah dan larangan Allah
Artinya ridha untuk mentaati Allah dan Rasulnya. Pada hakekatnya
seseorang yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat, dapat diartikan sebagai
pernyataan ridha terhadap semua nilai dan syari’ah Islam.
ü Ridha
terhadap taqdir Allah.
Ada dua
sikap utama bagi seseorang ketika dia tertimpa sesuatu yang tidak diinginkan
yaitu ridha dan sabar. Ridha merupakan keutamaan yang dianjurkan, sedangkan
sabar adalah keharusan dan kemestian yang perlu dilakukan oleh seorang muslim.
Perbedaan antara sabar dan ridha adalah sabar merupakan perilaku menahan
nafsu dan mengekangnya dari kebencian, sekalipun menyakitkan dan mengharap akan
segera berlalunya musibah. Sedangkan ridha adalah kelapangan jiwa dalam
menerima taqdir Allah swt. Dan menjadikan ridha sendiri sebagai penawarnya.
Sebab didalam hatinya selalu tertanam sangkaan baik (Husnuzan) terhadap sang
Khaliq bagi orang yang ridha ujian adalah pembangkit semangat untuk semakin
dekat kepada Allah, dan semakin mengasyikkan dirinya untuk bermusyahadah kepada
Allah.
ü Ridha
terhadap perintah orang tua.
Ridha terhadap perintah orang tua merupakan salah satu bentuk ketaatan
kita kepada Allah swt. karena keridhaan Allah tergantung pada keridhaan orang
tua, sebagaiman perintah Allah dalam Q.S. Luqman (31) ayat 14. Bahkan
Rasulullah bersabda : “Keridhaan Allah tergantung keridhaan orang tua, dan
murka Allah tergantung murka orang tua”. Begitulah tingginya nilai ridha orang
tua dalam kehidupan kita, sehingga untuk mendapatkan keridhaan dari Allah,
mempersyaratkan adanya keridhaan orang tua. Ingatlah kisah Juraij, walaupun
beliau ahli ibadah, ia mendapat murka Allah karena ibunya tersinggung ketika ia
tidak menghiraukan panggilan ibunya.
ü Ridha
terhadap peraturan dan undang-undang Negara
Mentaati peraturan yang belaku merupakan bagian dari ajaran Islam dan
merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah swt. karena dengan demikian
akan menjamin keteraturan dan ketertiban sosial. sebagaimana firman Allah yang
terdapat dalam Q.S. an-Nisa:59. Ulil Amri artinya orang-orang yang diberi
kewenangan, seperti ulama dan umara (Ulama dan pemerintah). Ulama dengan fatwa
dan nasehatnya sedangkan umara dengan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku.
3.
Rela berkorban
Rela berarti bersedia dengan ikhlas hati, tidak mengharapkan imbalan atau
dengan kemaun sendiri. Berkorban berarti memiliki sesuatu yang dimiliki
sekalipun menimbulkan penderitaan bagi dirinya sendiri. Rela berkorban dalam
kehidupan masyarakat berarti bersedia dengan ikhlas memberikan sesuatu (tenaga,
harta, atau pemikiran) untuk kepentingan orang lain atau masyarakat. Walaupun
dengan berkorban akan menimbulkan cobaan penderitaan bagi dirinya sendiri
adapun bentuk rela korban dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut:
§ Rela
berkorban dalam lingkungan keluarga ;
a.
Biaya untuk sekolah yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya
b.
Keikhlasan orang tua dalam memelihara, mengasuh, dan mendidik
anak-anaknya
§ Rela
berkorban dalam lingkungan kehidupan sekolah :
a.
Pemberian dari siswa berupa sumbangan pohon, tanaman dan bunga untuk
halaman sekolah
b.
Para siswa dan guru mengumpulkan
sumbangan pakaian layak pakai untuk meringankan beban warga yang tertimpa
bencana.
§ Rela
berkorban dalam lingkungan kehidupan masyarakat :
a.
Warga masyarakat bergotong royong meperbaiki jembatan yang rusak karena
longsor
b.
Warga masyarakat yang mampu menjadi guru sukarelawan bagi anak-anak yang
terlantar putus sekolah dan tidak mampu
§ Rela
berkorban dalan lingkungan kehidupan berbangsa dan bernegara:
a.
Para warga negara atau masyarakat
membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti pajak kendaraan
bermotor, pajak bumi dan bangunan
b.
Warga masyarakat merelakan sebagian tanahnya untuk pembangunan irigasi
dengan memperoleh penggantian yang layak
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hutang Piutang adalah memberikan sesuatu yang menjadi hak milik pemberi
pinjaman kepada peminjam dengan pengembalian di kemudian hari sesuai perjanjian
dengan jumlah yang sama
Bahkan Islam sebenarnya mewajibkan setiap anggota masyarakatnya memiliki
ilmu. Dalam satu hadith disebutkan” menuntut ilmu itu adalah wajib ke atas
setiap orang Muslim. Dengan demikian, untuk menjadi seorang Muslim yang
sempurna kita mestilah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Islam itu sendiri,
yaitu berilmu.
B. Saran
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari ajaran agama
islam selalu menganjurkan untuk selalu berbuat baik dalam kondisi apapun.
DAFTAR PUSTAKA
Miftahul Huda.
Buletin Cahaya, Nomor 22 Tahun Ke-14 22 Jumadil
Akhir 1431 H / 4 Juni 2010
HAPPY NEW YEAR HAPPY NEW YEAR HAPPY NEW YEAR
BalasHapusDARI-rossastanleyloancompany
Apakah Anda membutuhkan kredit yang urg?
Sangat Cepat dan Transfer Instan ke rekening bank anda
Bayar kembali bulan setelah Anda
akun bank
* Suku bunga rendah 2%
* Pengembalian jangka panjang (1-30) Panjang
* Pinjaman fleksibel dan gaji bulanan
*. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membiayai? Setelah mengajukan pinjaman
Anda mungkin mengharapkan jawaban kurang dari 24 jam
pembiayaan dalam 48 Jam setelah menerima informasi yang mereka butuhkan
Dari kru Di perusahaan pinjaman ROSSA STANLEY, kami adalah perusahaan pembiayaan yang berpengalaman yang menyediakan fasilitas pinjaman mudah untuk tulus, korporat, legal dan publik dengan tingkat bunga 2%. Kami memiliki akses ke koleksi uang tunai untuk diberikan kepada perusahaan dan mereka yang memiliki rencana untuk memulai bisnis tidak peduli sedikit atau besar, kami memiliki uang tunai. Yakinlah yang kesejahteraan dan Kenyamanan Anda adalah prioritas utama kami, di sini kami di sini untuk mengurus Anda.
Hubungi perusahaan pinjaman yang sah dan dapat dipercaya dengan track record layanan yang memberikan kebebasan finansial kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Untuk informasi lebih lanjut dan pinjaman yang meminta untuk bisnis anda, belilah rumah, beli mobil, liburan, hubungi kami via,
E-mail Resmi: rossastanleyloancompany@gmail.com
Instagram resmi: Rossamikefavor
Twitter resmi: Rossastanlyloan
Official Facebook: rossa stanley favor
CSN: +12133153118
untuk respon cepat dan cepat.
Silahkan mengisi aplikasi di bawah ini dan kami akan memanggil Anda lagi, Kami tersedia 24/7
DATA PEMOHON
1) Nama Lengkap:
2) Negara:
3) Alamat:
4) Jenis Kelamin:
5) Status Perkawinan:
6) Pekerjaan:
7) Nomor Telepon:
8) posisi saat bekerja:
9) Penghasilan:
10) Jumlah Pinjaman yang Dibutuhkan:
11) Durasi Pinjaman:
12) nama facebook:
13) nomor Whatsapp:
14) Agama:
15) Tanggal lahir:
SALAM,
Mrs.Rossa Stanley Favor
ROSSASTANLEYLOANCOMPANY
Email rossastanleyloancompany@gmail.com